NOW YOU CAN SEE OUR IG ( INSTRAGAM )
@SHOPPING.MO
Kita Resseler dan Dropshiper segala jenis barang / produk dengan High Quality tentunya, cus aja follow IG kita
Kamis, 07 Januari 2016
Selasa, 23 April 2013
BAHAYA
METANIL YELLOW SEBAGAI PEWARNA MAKANAN & MINUMAN
Bahan kimia dalam makanan dapat
masuk ke dalam makanan yang kita konsumsi dengan dua cara. Yang pertama adalah
bahan kimia tersebut memang dengan sengaja ditambahkan dalam proses pembuatan
dengan tujuan tertentu. Sebagai contoh adalah penggunaan bahan kimia pewarna
tekstil untuk memperbaiki penampilan makanan.
Penambahan food additives seperti
pengawet, pemanis buatan, pewarna makanan dan garam adalah contoh lain bahan
kimia dalam makanan yang memang dengan sengaja ditambahkan selama proses
produksi atau proses pembuatan.
BTP
yang digunakan dalam pangan terdiri atas beberapa golongan sebagai berikut:
1. Antibuih (Antifoaming agent);
2. Antikempal (Anticaking agent);
3. Antioksidan (Antioxidant);
4. Bahan pengkarbonasi (Carbonating agent);
5. Garam pengemulsi (Emulsifying salt);
6. Gas untuk kemasan (Packaging gas)
7. Humektan (Humectant);
8. Pelapis (Glazing agent);
9. Pemanis (Sweetener);
10. Pembawa (Carrier);
11. Pembentuk gel (Gelling agent);
12. Pembuih (Foaming agent);
13. Pengatur keasaman (Acidity regulator);
14. Pengawet (Preservative);
1. Antibuih (Antifoaming agent);
2. Antikempal (Anticaking agent);
3. Antioksidan (Antioxidant);
4. Bahan pengkarbonasi (Carbonating agent);
5. Garam pengemulsi (Emulsifying salt);
6. Gas untuk kemasan (Packaging gas)
7. Humektan (Humectant);
8. Pelapis (Glazing agent);
9. Pemanis (Sweetener);
10. Pembawa (Carrier);
11. Pembentuk gel (Gelling agent);
12. Pembuih (Foaming agent);
13. Pengatur keasaman (Acidity regulator);
14. Pengawet (Preservative);
15.
Pengembang (Raising agent);
16. Pengemulsi (Emulsifier);
17. Pengental (Thickener);
18. Pengeras (Firming agent);
19. Penguat rasa (Flavour enhancer);
20. Peningkat volume (Bulking agent);
21. Penstabil (Stabilizer);
22. Peretensi warna (Colour retention agent);
23. Perisa (Flavouring);
24. Perlakuan tepung (Flour treatment agent);
25. Pewarna (Colour);
26. Propelan (Propellant); dan
27. Sekuestran (Sequestrant).
16. Pengemulsi (Emulsifier);
17. Pengental (Thickener);
18. Pengeras (Firming agent);
19. Penguat rasa (Flavour enhancer);
20. Peningkat volume (Bulking agent);
21. Penstabil (Stabilizer);
22. Peretensi warna (Colour retention agent);
23. Perisa (Flavouring);
24. Perlakuan tepung (Flour treatment agent);
25. Pewarna (Colour);
26. Propelan (Propellant); dan
27. Sekuestran (Sequestrant).
Zat pewarna sendiri secara luas digunakan diseluruh
dunia. Di Indonesia, sejak dahulu orang banyak menggunakan pewarna makanan
tradisional yang berasal dari bahan alami, misalnya kunyit untuk warna kuning,
daun suji untuk warna hijau.Ada dua jenis zat pewarna yang sering digunakan
dalam pengolahan pangan, yaitu pewarna alami dan sintetis. Semua zat pewarna
alami dapat digunakan dalam pengolahan pangan, tetapi tidak begitu dengan
pewarna sintetis. Pewarna sintetis yang biasa digunakan dalam pengolahan pangan
biasa di sebut dengan Food
Colour.
1.
Pewarna
makanan alami (Food Colour)
Pewarna alami
merupakan pewarna yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau hewan yang lebih aman
untuk dikonsumsi. Contohnya karotenoid adalah kelompok zat pewarna yang
meliputi warna kuning, oranye dan merah. Biasanya terdapat pada tomat, wortel,
cabai merah dan jeruk. Sedangkan dari hewan terdapat dalam lobster dan kulit
udang.
2.
Pewarna
Sintetis (Non Food Colour)
Pewarna
buatan/sintetis adalah pewarna yang biasanya di buat di pabrik-pabrik dan
berasal dari suatu zat kimia. Pewarna ini digolongkan kepada zat berbahaya
apabila dicampurkan kedalam makanan. Pewarna sintetis/buatan dapat menyebabkan
gangguan kesehatan terutama pada fungsi hati dalam tubuh kita. Contoh-contoh
zat pewarna sintetis yang digunakan antara lain indigoten, allura red, fast green, tartrazine.Bahaya jika
digunakan dalam makanan.
Proses
pembuatan zat pewarna sintetik biasanya melalui perlakuan pemberian asam sulfat
atau asam nitrat yang sering kali terkontaminasi oleh arsen atau logam berat
lain yang bersifat racun. Pada pembuatan zat pewarna organic sebelum mencapai
produk akhir, harus melalui suatu senyawa antara yang kadang-kadang berbahaya
dan sering kali tertinggal dalam hasil akhir, atau berbentuk senyawa-senyawa
baru yang berbahaya. Untuk zat pewarna yang dianggap aman, ditetapkan bahwa
kandungan arsen tidak boleh lebih dari 0,00014 % dan timbale tidak boleh lebih
dari 0,001 %, sedangkan logam berat lainnya tidak boleh ada.
Kelarutan
pewarna sintetik ada 2 macam yaitu dyes
dan lakes. Dyes adalah zat warna yang larut air
dan diperjualbelikan dalam bentuk granula, cairan, campuran warna dan pasta.
Digunakan untuk mewarnai minuman berkarbonat, minuman ringan, roti, kue-kue
produk susu, pembungkus sosis dll. Lakes
adalah pigmen yang dibuat melalui pengendapan dari penyerapan dyes pada bahan dasar, biasa
digunakan pada pelapisan tablet, campuran adonan kue, cake dan donat.
·
Rhodamin B
Rhodamin B
adalah salah satu pewarna sintetik yang tidak boleh dipergunakan untuk makanan,
selain itu pewarna lainnya yang dilarang adalah Metanil Yellow Rhodamin B dengan rumus molekul C28H31N2O3Cl.
Sampai sekarang masih banyak digunakan untuk mewarnai berbagai makanan dan
minuman (terutama untuk golongan ekonomi lemah), seperti kue-kue basah, saus,
sirup, kerupuk dan tahu.
Tanda-tanda
dan gejala akut yang ditimbulkan bila terpapar Rhodamin B :
1. Jika
terhirup dapat menimbulkan iritasi pada saluran pernapasan.
2. Jika
terkena kulit dapat menimbulkan iritasi pada kulit.
3. Jika
terkena mata dapat menimbulkan iritasi pada mata, mata kemerahan, udem pada
kelopak mata.
4. Jika
tertelan dapat menimbulkan gejala kecarunan dan air seni berwarna merah atau
merah muda.
·
Metanil Yellow juga
merupakan salah satu zat pewarna yang tidak diizinkan untuk ditambahkan ke
dalam bahan makanan. Metanil Yellow
digunakan sebagai pewarna untuk produk-produk tekstil (pakaian), cat kayu, dan
cat lukis.
rumus kimia metanil yellow |
metanil yellow |
Berikut adalah beberapa
jenis pewarna sintetis/buatan yang populer dan efek sampingnya yang
ditimbulkan:
·
Tartrazine
(E102 atau Yellow 5)
Pewarna kuning yang banyak digunakan
dalam makanan dan obat-obatan. Selain berpotensi meningkatkan hiperaktivitas
anak , pada sekitar 1-10 dari 10.000 orang, Tartrazine menimbulkan efek samping
langsung seperti urtikaria (ruam kulit). Rhinitis (hidung meler), asma, purpura
(kulit lebam). Intoleransi ini lebih umum pada penderita asma atau orang yang
sensitive terhadap aspirin.
·
Sunset Yellow
(E110, Orange Yellow/Yellow 6)
Pewarna yang dapat ditemukan dalam
makanan seperti jus jeruk, es krim, ikan kalengan, keju, jeli, minuman soda dan
banyak obat-obatan. Untuk sekelompok kecil individu, konsumsi pewarna adiktif
ini dapat menimbulkan urtikaria, rinitis, alergi, hiperaktivitas, sakit perut,
mual dan muntah.
·
Ponceau 4R
(E124 atau SX Purple)
Pewarna merah hati yang digunakan dalam
berbagai produk, termasuk selai, kue, agar-agar dan minuman ringan. Selain
berpotensi memicu hiperaktivitas pada anak, pewarna ini dianggap karsinogenik
(penyebab kanker) di beberapa Negara.
·
Allura Red
(E129)
Pewarna sintetis merah jingga yang
banyak digunakan pada permen dan minuman. Pewarna ini sudah banyak dilarang di
banyak Negara.
·
Quinoline
Yellow (E104)
Pewarna makanan kuning ini digunakan
dalam produk seperti es krim dan minuman energy. Zat ini sudah dilarang di
banyak Negara karena dianggap maningkatkan resiko hiperaktivitas dan serangan
asma.
Oleh karena itu sebaiknya
konsumen sebelum membeli makanan dan minuman, harus meneliti kondisi fisik,
kandungan bahgan pembuatannya, kehalalan melaui label yang ada pada kemasan
sehingga keamanan makanan senantiasa terjaga.